Tridarma perguruan tinggi: pendidikan/ pengajaran, pengabdian dan penelitian

Wednesday, September 4, 2019

Mengapa Saya Dosen Ber-Kinerja Terbaik di Audit internal UM Metro? (ulasan instropeksi diri)


Alhamdulillahi robbil’alamin, Rasa syukur saya panjatkan atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT yang tak perna kering dan lekang oleh waktu. Hari ini pada pembuka awal tahun baru islam 2 muharram 1441 hijriah, perasaan jantung berdegup kencang di tengah–tengan acara Evaluasi Akademik Semester Genap TA 2018/2019 dan Pembagian SK mengajar Semester ganjil TA 2018/2019 Universitas Muhammadiyah Metro, ketika ketua LPPM UM Metro menyebut nama saya: Rasuane Noor, S.Si, M.Sc. sebagai dosen dengan kinerja terbaik ke-1 bidang penelitian, saat itu juga dalam hati yang paling dalam alhamdulillahi robbil’alamin. Ketika itu juga saya dimintakan untuk berdiri untuk menyapa semua audensi di ruang Aula Gedung HI UM Metro, dengan perasaan gugup saya berdiri sambil menyebar senyum dan mengangkat tangan untuk menyapa semua hadirin sekalian. 


Detak jantung berdegup lebih kencang pada saat saya dinyatakan sebagai dosen kinerja terbaik ke-1 bidang catur dharma. Kala ini perasaan dalam dada semakin berkecambuk senang, bahagia dan puji syukur “hasil tidak mendustai proses”. Seketika itu juga terbayang wajah pujaan hati, istri tercintaku Heni Setianingsih, yang tahun lalu menyampaikan pada saat saya sebagai dosen kinerja terbaik ke-3 di bidang yang sama catur dharma “Abang mendapatkan dosen berkinerja terbaik ke-3, ini adalah awal untuk abang mendapatkan terbaik ke-1, terus semangat dan teruslah berkarya kerja lebih baik lagi” ya itulah salah penyemangat saya untuk terus memperbaiki diri menjadi sosok dosen yang sesungguhnya. Dimana pada saat ini, apa yang diinginkan sang tulang rusukku ini terwujud jadi nyata. Semoga kedepan ini adalah pemicu untuk menjadi pribadi yang lebih baik, handal, terpercaya dan pembawah berkah untuk semua. Aamiin.. 

Di balik penghargaan yang saya dapatkan sebagai dosen kinerja terbaik ke-1 hasil audit internal akademik bidang catur darma tahun akademik 2018/2019 di Universitas Muhammadiyah Metro, semua tidak terlepas dari usaha, motivasi dan doa. Sebelum saya bercerita tentang usaha, motivasi dan doa dalam ulasan instropeksi diri setelah mendapatkan penghargaan dosen kinerja terbaik di UM Metro, tidak ada salahnya saya bercerita sedikit apa itu audit internal dan catur dharma perguruan tinggi? 

Audit internal UM Metro adalah penilaian bagaimana kinerja dosen dalam empat bidang yaitu EP (evaluasi pendidikan), EPIN (evaluasi penelitian), EPAN (evaluasi Pengandian) dan AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan) di internal kampus Universitas Muhammadiyah Metro yang dilakukan oleh tim khusus yang ditunjuk oleh LPM (Lembaga Penjaminan Mutu) Universitas Muhammadiyah Metro. Selanjutnya catur dharma adalah dari kata catur artinya empat dan dharma artinya kewajiban/ fungsi. Dalam Undang-undang Perguruan Tinggi No. 22 tahun 1961 untuk pertama kalinya di Indonesia menerapkan tiga fungsi (Tri Dharma) Perguruan Tinggi. Ketiga fungsi (Tri Dharma) tersebut meliputi pendidikan tinggi sebagai tempat untuk mengajarkan pengajaran, pendidikan untuk mengadakan riset, dan pengabdian masyarakat. Selanjutnya di Universitas Muhammadiyah Metro menerapkan catur dharma perguruan tinggi meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan). Hal-hal tersebutlah yang dinilai oleh tim audit dalam menentukan dosen kinerja terbaik di UM Metro. 

Perjalanan saya dalam menggapai dosen kinerja terbaik yang tersebut diatas adalah atas dasar usaha, motivasi dan doa. Pertama dalam segi usaha, bukti real yang saya lakukan dalam menghadapi penilai tim audit internal kampus adalah belajar, kebiasaan dan persiapkan. Apa saja yang saya pelajari dalam audit internal? 1) Saya berusaha memahami dan mengerti apa itu audit internal dan tujuannya? 2) Saya pelajari instrumen penilaian audit internal terdiri dari 4 aspek EP (evaluasi pendidikan), EPIN (evaluasi penelitian), EPAN (evaluasi Pengandian dan AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan). 2) dari ke 4 aspek tersebut saya telaah apa isi dari point-point dalam penilaian audit internal tersebut? 3) selanjutnya saya diskusikan dan tanyakan bagaimana untuk mendapatkan dan melengkapi berkas yang diinginkan dari point-point dalam penilaian audit internal tersebut? 

Kemudian setelah saya pelajari tentang dalam audit internal saya lanjutkan dengan hal kebiasaan. Dalam sedikit analogi, kapan seseorang dikatakan sebagai penyelam/diver? Apakah dia harus praktek langsung di dalam air kemudian melakukan penyelaman, atau ada bukti secara singkat? Ya tentu ada, apa itu? bukti kartu nama (ID card) peyelam /Diver yang diakui oleh badan penyelenggara sertifikat selam yang mupuni seperti CMAS dan PADI untuk dunia, dan POSSI untuk Indonesia. Dengan memperlihatkan bukti kartu nama (ID card) tersebut sudah membuktikan bahwa seorang adalah penyelam/diver, tidak semata harus mempraktekkan langsung menyelam di air. Nah begitu juga dalam melengkapi berkas yang diinginkan dari point-point penilaian audit internal. Bukti berkas yang valid, itulah yang akan menjadi patokan bahwa nilai audit kita akan baik atau nilai maksimal. Sehingga kita juga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Hubungan dengan faktor kebiasaan yang saya utarakan diatas adalah dimana saya selaku seorang dosen pendokumentasi itu sangat penting sekali. Dimana kebiasaan saya dalam mendokumentasikan atau mengarsipkan berkas-berkas seorang dosen, hasil belajar dari senior saya sekaligus penutan dan orang tua di Prodi Pendidikan Biologi Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si. Masih terpatri di kepalaku saran beliau pada saat saya awal menjadi dosen di UM Metro pada awal tahun 2012 “pak Raswan setiap surat, SK dan berkas-berkas perkuliahan diarsipkan karena suatu saat ketika dibutuhkan, tinggal diambil saja sehingga tidak kesulitan dalam mengadakannya” sejak saat itu saya terbiasa menyimpan semua surat-surat, SK, dan berkas-berkas lainnya yang saya fotocopy, saya pisahkan dalam file-file khusus/masing-masing selanjutnya saya simpan di lemari prodi dan fotocopy-nya saya simpan di rumah. Selanjutnya sampai saat ini sejak saya mendapatkan sertifikasi dosen (serdos), untuk kebutuhan laporan beban kerja dosen (BKD) serdos tersebut, berkas-berkas yang baru saya dapatkan, segera saya scan, fotocopy dan saya simpan. Alhamdulillah kebiasaan tersebut sangat berimbas positif pada saya melengkapi berkas-berkas serdos dan penilaian audit internal kampus. Pada intinya “membiasakan mendokumentasikan itu sangat penting untuk pembuktian” bukan sudah trend jaman sekarang ”Bagaimana citra itu muncul jika tanpa pembuktian”. 

Kemudian usaha saya dalam persiapan menghadapi penilaian audit internal kampus adalah 1) Saya meminta instrumen penilaian audit internal kampus dari kaprodi atau ke LPPM UM Metro. 2) Saya mengumpulkan dan melengkapi semua berkas yang diinginkan dari point-point dalam penilaian audit internal. 3) Saya menyusun semua berkas yang diinginkan dari point-point dalam penilaian audit internal dengan runut dan tersusun rapi, sehingga auditor tidak kesulitan dalam membuktikan point-point dalam intrumen audit internal tersebut. Makin jelas akan makin baik. 4) Serahkan berkas audit tersebut tepat waktu. 5) saya berusaha tidak menunda waktu dengan prinsip “jika bisa dikerjakan sekarang mengapa harus menunggu nanti, waktu yang berlalu tidak akan kembali. Kemudian lanjutkan “proritaskan yang lebih utama”. 

Motivasi dalam langkah saya untuk menggapai dosen terbaik yang tersebut diatas adalah adanya motivasi dari Ibunda dari anak saya Atraz Rahend Mahdiramadhan, beliau mengisi full kehampaan dan kekosongan hidup saya setelah sekian lama membujang. Beliau memberikan hal yang tak terhingga dari warna rasa nada aroma cita dan jiwa segenap hidup saya. Beliau telah menyempurnakan separuh agama saya seperti yang disunahkan Rasulullah Muhammad SAW. Setiap saya melangkah keluar pintu selalu untuk segera pulang, yang selalu terngiang lagu dengan lirik: 

“Berangkatlah sayang hati hati di jalan, Do'a kusertakan mohon kepada Tuhan
Semoga tiada arah melintang, Macam macam godaannya setan
Restu cintaku untukmu, Oh pujaan

Berangkatlah sayang hati hati di jalan, Aku Tidak minta oleh oleh
Emas permata dan juga uang, Tapi yang kuharap engkau pulang
Tetap membawa kesetiaan 

Dirimu bagaikan layang layang, Kulepas tali benang ku genggam
Semakin melayang kau di awan, Semakin aku takut kehilangan” 

Hehe.. bagaimana liriknya mantap kan? Semoga keluargaku semakin sakinah, mawadah dan warahmah. Aamiin ya robbalamin. 

Selain motivasi dari Istri dan keluarga besar saya, juga tidak luput juga dari motivasi dari orang terdekat saya baik dari teman-teman se-profesi juga dari teman-teman hoby di blog, backpacker dan fotografi. Banyak sekali masukan dan saran untuk saya agar menjadi pribadi yang lebih bermakna di muka bumi ini. Lalu tidak kalah kuatnya motivasi dari diri saya sendiri, saya berusaha untuk menjadi lebih baik, selalu terlekat erat dalam diri “orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa, saya harus bisa”. Motivasi inilah selalu menguatkan saya agar selalu terus belajar dan berusaha menjadi orang-orang hebat seperti di berita-berita dunia. Namun kadang kalah penyakit akut yang obat tidak berwujud selalu saja menghantui bahkan kronis menjadikan saya seorang super santai dan mengabaikan kewajiban. Apa itu penyakitnya? Penyakit MALAS, inilah penyakit yang paling susah disembuhkan, bahkan karena penyakit ini, bisa berefek sangat fatal. Penyakit malas yang sering saya alami adalah menunda-nunda pekerjaan. Nah saya sampai detik ini terus berjuang untuk menghilangkan penyakit malas tersebut, semoga kedepan penyakit malas ini hilang total dalam kehidupan saya.. saya juga terus berdoa semoga Allah SWT selalu menjauhkan saya dari berbagi penyakit hati dan terus diberikan rezeki sehingga dapat memberikan terbaik untuk keluarga dan orang disekitarku... aamiin.. 

Demikian ulasan instropeksi diri saya dalam perjalanan saya dalam menggapai dosen terbaik atas dasar usaha, motivasi dan doa. Selanjutnya saya akan berlanjut cerita bagaimana melengkapi semua berkas yang diinginkan dari point-point dalam penilaian audit internal. Instrumen penilaian audit internal terdiri dari 4 aspek borang evaluasi diri (ED): EP (evaluasi pendidikan), EPIN (evaluasi penelitian), EPAN (evaluasi Pengandian) dan AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan). 

Dalam memenuhi aspek borang evaluasi diri (ED): EP (evaluasi pendidikan) semua point-point berusaha saya penuhi dari instrumen tersebut dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan dan penyempurnaan pelaksanaan. Aspek-aspek tersebut secara rinci dapat disimak pada instrumen EP (evaluasi pendidikan) yang harus diisi oleh dosen UM Metro setiap akhir semester. Instrumen EP (evaluasi pendidikan) untuk semester genap TA 2018/2019 saya melaporkan audit internal pada mata kuliah Mikrobiologi. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa semester enam (6) Prodi pendidikan Biologi, yang mana saya bersama-sama pak Dr. Agus Sutanto, M.Si. mengampu mata kuliah ini. Dari awal sebelum perkuliahan, saya dan pak Agus sudah diskusi untuk membahas unsur mata kuliah meliputi: deskripsi, capaian pembelajaran (CP), kontrak perkuliahan, metode perkuliahan, rencana pembelajaran semester (RPS), silabus perkuliahan serta lainnya dalam mendukung berjalannya per kuliah selama 1 semester ke depan. Kami sebagai tim teaching sering melakukan diskusi berhubungan dengan perkuliahan baik itu secara tatap muka langsung maupun koordinasi melalui via smartphone demi terlaksananya perkuliahan yang bermutu. Selanjutnya pada perkuliahan perdana kami isi dengan masuk bersama. Materi hari pertama perkuliahan membahas kontrak perkuliahan dan pendahuluan, selanjutnya untuk pertemuan perkuliahan seterusnya, kami berbagi waktu dalam mengajar sehingga tidak ada benturan dalam mengajar dan aktivitas lain. Metode perkuliahan yang kami terapkan di kelas adalah diskusi dan presentasi, mahasiswa membuat kelompok tugas kemudian mereka mempresentasikan di depan kelas kemudian berdiskusi dengan yang lain. Metode ini cukup efektif untuk membiasakan mahasiswa fasih dan bagus ketika berbicara di depan kelas. Hal ini sejalan sebagai calon guru. Untuk memancing mahasiswa agar aktif diskusi, dosen setiap pertemuan melakukan pretest/posttest sehingga mau tidak mau mahasiswa harus meyimak materi yang dipresentasikan dan diskusikan pada hari itu. Selain kuliah aktif di kelas dengan total pertemuan 16 kali, dalam mata kuliah ini, mahasiswa berperan aktif dalam perkuliah interaktif melalui diskusi online di website dan group online facebook. Diskusi online dilakukan setiap minggu pada malam kamis lepas isya hingga pukul 11 malam, hal ini sejalan dengan penggunaan perangkat media/sarana dalam mendukung kegiatan perkuliahan media bervariasi dan mutakhir sesuai Revolusi Industri (RI) 4.0. Alhamdulillah selama perkuliahan MK Mikrobiologi dilengkapi buku ajar yang kami buat bersama-sama dan sudah terbit ber-ISBN yaitu buku dengan judul: 1. Mikrobiologi Lingkungan 2. ... Supaya membantu membantu mahasiswa lebih dalam lagi saya juga membagikan materi-materi perkuliahan dan soal-soal di website saya www.rasuanenoor.net

Dalam memenuhi aspek borang evaluasi diri (ED) EP (evaluasi pendidikan) semua point-point berusaha saya penuhi dari instrumen tersebut dari aspek pelaksanaan pada point rata-rata nilai kemampuan dosen (skala 1—5) menurut hasil evaluasi dosen oleh mahasiswa (EDOM) yang nilainya masih di skala 4 sedangkan dari 8 dosen Prodi Pendidikan Biologi S2, 6 dosen memiliki nilai skala 5. Atau kata lain saya memiliki nilai terendah nomor 2. Disini saya mencoba mereview ada apa dengan cara pelaksanaan pengajaran saya di Prodi Pendidikan Biologi? Mengapa mahasiswa saya, menilai evaluasi dosen oleh mahasiswa (EDOM) terendah di Prodi Pendidikan Biologi? 

1. Untuk MK Mikrobiologi, mahasiswa mengisi edom hanya 12 orang dari total mahasiswa 56 orang. 

2. Dari semua aspek point dalam indikator mahasiswa menilai paling banyak pada skala 4.

3. Nilai paling rendah terbanyak adalah pada lama kuliah sesuai dengan jam yang ditetapkan. 

Semoga kedepannya lebih baik lagi dan lebih objektif. 

Pemenuhan syarat untuk borang evaluasi diri (ED) EPIN (evaluasi penelitian), berawal dari perjalanan road map penelitian. saya sejak kuliah S2 di Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada sudah fokus ke minat Biologi sel Molekuler dan penelitian saya lakukan adalah mempelajari bahan alam. Publikasi pertama saya yaitu tentang pengaruh senyawa alam dari estrak getah pohon pinus yaitu senyawa alpa terpineol terhadap sel kanker leher rahim, judul artikel publikasinya adalah Cytotoxicity of a-terpineol in HeLa cell line and its effects to apoptosis and cell cycle dipublikasi di Journal of the medical sciences Vol. 46, Number 1, tahun 2014 kemudian selanjutnya saya mengembangkan penelitian masih bahan alam tetapi sebagai pewarna alami untuk mewarnai jaringan dan sel, sehingga saat pengamatan sel / jaringan lebih jelas dan aman. Hingga saat ini saya masih terus melanjutkan riset-riset saya tentang bahan alam baik itu sebagai obat maupun pewarna sel. Demi mendukung mata kuliah yang saya ampu, saya juga mengembangkan penelitian di bidang ekowisata, ekologi dan mikrobiologi. 

Pada tahun 2018/2019 saya bersama tim riset sudah melaksanakan penelitian di bidang biologi dengan 2 penelitian yaitu: 

1. Model Intervensi Komunitas Dalam Memodifikasi Perilaku Masyarakat Sadar Lingkungan Sebagai Upaya Mewujudkan Sapta Pesona Di Sekitar Tempat Wisata tahun k-2 hiba Penelitian Strategi nasional (PSN) tahun 2018. Penelitian ini saya bersama pak Dr.Achyani, M.Si. dan Dr. Satrio Budi Wibowo. 

2. Pengembangan Modul Praktikum Botani Melalui Inventarisasi Makroalga Kawasan Pesisir Barat Lampung Hiba Penelitian Dosen Pemula (PDP) Kemristekdikti tahun 2018. Penelitian ini saya bersama Ibu Triana Asih, M.Pd dan Ahmad Khairidho, M.Pd. 

Dari hasil 2 penelitian tersebut kami sudah melaksanakan seminar nasional, seminar internasional, publikasi ke jurnal ilmiah internasional dan jurnal nasional terindek sinta 2, dan jurnal nasional terindak sinta 4 serta membuat 2 buku ajar sudah ber-ISBN. 

Artikel jurnal yang kami publikasi di jurnal internasional dengan judul: 

1. Local Tourists Characteristics in Lampung Indonesia The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 6, Issue 02, February, 2019. 

2. Biodiversity and Potential Use of Macro Algae in Pesisir Barat Lampung jurnal Biosaintifika 11 (1) (2019) 100-107 

3. Pengembangan Modul Praktikum Botani Tumbuhan Rendah melalui Identifikasi Makro Alga di Kawasan Pesisir Barat Lampung Jurnal Didaktika Biologi. Volume 2 No 1, 2018. E. ISSN. 2579-7352, P. ISSN. 2549-5267 

2 Judul buku yang sudah terbit ber-ISBN: Model Intervensi Komunitas (Menciptakan Masyarakat yang Sadar Lingkungan Wisata) ISBN. 978-602-5825-55-5, buku ini juga sudah terdaftar di Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan buku berjudul: Modul Praktikum Makro Alga Di Laut, ISBN. 978-602-5825-49-1 

Jumlah sitasi artikel yang saya miliki sudah lebih dari 30 sitasi, sedangkan selama tahun 2018/2019 terdapat 12 sitasi dengan artikel paling banyak disitasi adalah Cytotoxicity of a-terpineol in HeLa cell line and its effects to apoptosis and cell cycle dipublikasi di Journal of the medical sciences Vol. 46, Number 1,tahun 2014. 

Dalam memenuhi syarat untuk unsur borang evaluasi diri (ED) EPAN (evaluasi Pengandian) selama tahun ajaran 2018/2019 alhamdulillah kami dipercya untuk mengerjakan 2 hiba PKM (Pengabdian Kepada masyarakat) dan beberapa pengabdian yang bersifat mandiri. Hiba pengabdian pertama yaitu Hiba PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) tahun ke 2 yang didanai oleh Kemristekdikti tahun 2018. Judul pengabdiannya adalah Pemberdayaan dan Meningkatkan Nilai Tambah Komoditas Perkebunan Serta Peningkatan Ekonomi Petani Kopi Organik di Desa Srimenanti Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat. Tim dalam pengabdian ini bersama-sama: Dr. Achyani, M.Si, Agus Sutanto, M.Si., Dedy Subandowo, dan fenny Thresia, M.Pd. Selanjutnya pengabdian yang kedua adalah Hiba OPR didanai oleh UM Metro tahun 2018 dengan judul: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Pepaya California Di Desa Bangunrejo Tanggamus, tim pengabdian ini bersama-sama bapak Suharno zen, M.Sc. Pengamdian mandiri yang saya laksanakan bersama-sama mahasiswa PPLT dengan beberapa kegiatan dengan judul yaitu : Kueh Tar (Kuy Ke Rumah Pintar), Pelestarian Budaya Lokal Dalam Kehidupan Bermasyarakat Dengan Peringatan Hut Ri Ke-73, Dan Pemanfaatan Hidrogel Dari Popok Bekas Sebagai Wahana Tanaman Hias (Perampok Kelas Bawah Na’as). Kemitraan dalam program pengabdian yang dilaksanakan melibatkan 2 mitra dalam skala Nasional yaitu KWT, Gapoktan dan Aparat desa Srimenanti kecamatan Lampung Barat dan Bappeda Lampung Barat, Beberapa Sekolahan dan Kelurahan di Kota Metro. Dari hasil pengabdian tersebut berupa luaran pelaksanakan kegiatan pengabdian dosen meliputi : seminar International di Bandung, Publikasi di media massa Lampung Post dan Radar Lampung, website dan blog serta menerbitkan buku Cetak ber-ISBN dengan judul : pembuatan  Kompos dari kulit Kopi dengan stater LCN.  

Untuk melengkapi semua berkas AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan) saya sudah memiliki arsif atau bukti-bukti atas kemampuan dalam Kemampuan Membaca dan hafalan Al-Qur-an dari hasil upgrading AIK, Potensi peningkatan pemahaman islam dan amal solih dengan bukti aktif dalam kegiatan pengajian dan kegiatan keislaman lainnya, Melakukan integrasi nilai AIK kedalam Tridarma PT (pendidikan, penelitian dan pengabdian) dengan bukti silabus dan laporan yang sudah melakukan integrasi nilai AIK, Memiliki kartu keanggotaan muhammadiyah 5 sampai kurang dari 8 tahun, Pengalaman dalam mengikuti pengkaderan muhammadiyah Telah mengikuti training pengkaderan atau pernah aktif sebagai pengurus ortom di bawah persyarikatan muhammadiyah Sebagai anggota aktif persyarikatan di wilayah anggota di bidang Lingkungan Hidup. 

Demikian cerita saya dalam melengkapi instrumen penilaian audit internal terdiri dari 4 aspek EP (evaluasi pendidikan), EPIN (evaluasi penelitian), EPAN (evaluasi Pengandian) dan AIK (Al-islam dan Kemuhammadiyahan). Berikut ini saya lanjutkan pandangan saya atas penilaian teman-teman baik disampaikan secara langsung kepada saya atau hanya sekedar rumor yang berhembus dengan pertanyaan: 1) kok bisa pak Rasuane menjadi dosen dengan kinerja terbaik pertama di UM Metro?, seharus dosen A, B atau C lebih banyak bagus. 2) ya wajar saja terbaik, itu kan mengisi nilai di instrumen bisa dibesar-besarkan sehingga nilainya paling besar diantara dosen yang lain. 3) Untuk terbaik tersebut itu tergantung auditornya, jika mendapatkan auditornya tidak teliti yang akan mendapatkan nilai audit yang besar juga. Atas tiga pernyataan tersebut saya tidak begitu memusingkannya karena hal tersebut sudah diputuskan oleh penyelenggaranya dan sudah ditanda-tangani oleh rektor. Hal tersebut sudah legal dan resmi, tetapi saya coba untuk memberi tanggapan walaupun ini terkesan membela diri, tetapi pada dasarnya dalam hati paling dalam biarlah itu berlalu karena saya ingat dari motivasi dari, bang Adian Saputra (Dosen dan Pemred Jejamo.com) “janganlah terkukung oleh karyamu yang sudah dihasilkan, ikhlaskan dan bersabar, buatlah karya-karya yang baru lebih banyak, biarlah Allah membalas atas karyamu yang dizolimi” 

Saya tidak menampik adanya dugaan atau kritikan seharusnya dia yang terbaik, mengapa lebih ke saya? Tentu semua kembali ke akar permasalahan mendokumentasikan itu sangat penting untuk pembuktian” ”Bagaimana citra itu muncul jika tanpa pembuktian”. 

Bukankah dalam penilaian audit internal dari bukti berkas? Banyak bukti nyata bahwa beberapa dosen memiliki skala kualitas dan kuantitas penelitian /pengabdian lebih dari saya akan tetapi mengapa beliau tidak terbaik ke-1? Bahkan kepala LPM UM Metro Bapak Dr. Nyoto Suseno, M.Pd. sewaktu menyampaikan hasil evaluasi Akademik Semester Genap TA 2018/2019, menyampaikan seharusnya bapak Dr. Agus Sutanto, M.Pd yang mendapat dosen terbaik karena beliau dari latar belakang penelitian dan pengabdian sudah banyak sekali dan bahkan satu-satunya dosen yang memiliki sertifikat paten di UM Metro, tetapi hal tersebut dijawab juga oleh bapak Nyoto bahwa disini penilaiannya berdasarkan bukti dokumen pada saat penilaian oleh auditor. 

Tanggapan saya atas pernyataan ke 2) ya wajar saja terbaik, itu kan mengisi nilai di instrumen bisa dibesar-besarkan sehingga nilainya paling besar diantara dosen yang lain. Pendapat Saya atas pernyataan tersebut, jika menulis point nilai di instrumen dibesar-besarkan, berarti tidak jujur, ini sangat bertentangan sekali dengan prinsip hidup saya ”saya sangat benci ketidak-jujuran, sekali berbohong kepada saya maka selama saya tidak akan percaya” oleh sebab itu saya menuliskan point nilai di instrumen apa adanya, instrumen tersebut dinilai oleh auditor jika nilainya dibesarkan maka nilai auditor dan nilai ED (evaluasi diri) akan berbeda. Disana akan terlihat mana nilai yang dibesarkan atau tidak. Ya saran saya buat teman-teman yang menyatakan hal tersebut jika anda mampu membesarkan diri anda buktikan bahwa anda bisa, dont be look like hater. 

3) Untuk terbaik tersebut itu tergantung auditornya, jika mendapatkan auditornya tidak teliti, tidak pelit nilai, bisa didekati, dll maka yang diaudit tersebut akan mendapatkan nilai audit besar juga. Saya menanggapi pernyataan ini, ini kembali ke tim audit, bagaimana kinerja auditor sendiri apakah bekerja secara profesional atau hanya sekedar selesai melaksanakan tugas, ini berhak menjawab adalam tim audit dan LPM UM Metro sendiri. 

Waw.. panjang ya cerita saya kali ini, ini senaja saya tulis untuk bahan evaluasi dan perbaikan diri saya ke depan menjadi lebih baik lagi. Semoga ini juga hadiah untuk diri saya sendiri dalam merayakan kebahagian dan rasa syukurku atas penghargaan dan kepercayaan Universitas Muhammadiyah Metro. UM Metro solusi sukses masa depan.. mohon maaf jika cerita saya diatas kurang berkena, semoga saya dapat mengambil hikmahnya ..ALLAHUAKBAR..

No comments:

Post a Comment